“Tanyakan pada laki-laki itu tentang duka akibat perpisahan, dia tidak akan menjawab apa-apa kecuali saputan mendung di wajahnya.Tanyakan pada laki-laki itu perihnya pengkhianatan, kau akan melihat kedua tangannya terkepal dan rahangnya mengeras karena amarah.Tanyakan pada laki-laki itu pedihnya kehilangan orang yang disayang, dia masih bertahan dalam bisunya tapi air matanya tak sanggup ditahannya lagi.Tetapi... coba tanyakan padanya, mengapa sudi dipecundangi cinta. Yakinlah, laki-laki itu pasti tertawa. Menertawakan pertanyaanmu yang dianggapnya bodoh, lalu berkata, “Kalau kau pernah mengecap cinta, kau tak akan pernah bertanya.”

Ita Sembiring

Ita Sembiring - “Tanyakan pada laki-laki itu tentang...” 1

Similar quotes

“Kesetaraan Gender bukan berarti kau boleh memperlakukan laki-laki setara derajatnya denganmu..Karena laki-laki tetaplah Imam-mu dan itu Mutlak.”

puspita praptiningsih
Read more

“Kalau anak laki-laki itu mementingkan diri sendiri, maka itu bukan salah mereka, itu terletak pada pendidikannya, mereka dibuat demikian. Mereka mendapat semuanya, boleh semuanya dan apa yang tidak mereka ambil, itu baik untuk anak-anak perempuan.”

Kartini
Read more

“Apakah gunanya memaksa orang laki-laki menyimpan uang, apabila perempuan yang memegang rumah tangga tiada tahu akan harga uang itu!”

Raden Ajeng Kartini
Read more

“Penjual nasi tim sudah mulai membuka pintunya. Dari dalam, keluar buar harum yang sedap. Orang-orang yang pulang dari Missa pertama seringkali singgah ke situ. Mengherankan, tidak ada seorangpun yang teringat untuk berkhotbah terhadap laki-laki setengah tua itu beserta isteri dan anak menantunya. Siapa tahu mereka akan tertarik dan ikut masuk gereja. Namun orang-orang mungkin akan cemas juga: kalau mereka berbondong-bondong menghadiri Missa boleh jadi tidak akan ada nasi tim kalau mereka pulang. Atau: nasi tim itu terlalu enak, membuat orang lupa melakukan sesuatu yang ingin dilakukannya.Bagaimanapun, itulah mereka. Dari hari ke hari, sejak puluhan tahun, dengan setia membuka satu per satu papan-papan di muka rumah pada jam enam pagi. Sebuah meja dan sebuah tungku dikeluarkan. Di atasnya terdapat sebuah panci kaleng, setinggi setengah meter, tempat memasak nasi tim itu. Kemudian mangkuk-mangkuk dikeluarkan dan diletakkan di atas meja. Menantu perempuan memasang taplak-taplak meja seperti yang telah dilakukan sejak ia menikah. Anak laki-laki memeriksa apakah tungku itu cukup arangnya. Sedangkan laki-laki setengah tua itu mulai memotong-motongayam rebus dibantu isterinya yang turut memeriksa kalau-kalau ada bumbu-bumbu yang kurang.Setiap pagi, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun, itulah kerja mereka. Anak laki-laki setelah tamat sekolah, tidak mempunyai tujuan lain kecuali belajar mewarisi keahlian masak ayahnya untuk kemudian menggantikannya setelah dia mati. Orang-orang yang sederhana, yang tidak perlu jauh-jauh dalam mencari bahagia. Mereka sudah lama menemukannya: dalam hati mereka sendiri.Monik melirik ke arah warung itu, Dilihatnya laki-laki setengah tua itu. Dilihatnya isterinya. Mereka betul. Mereka tidak perlu ke gereja. Tuhan sudah ada dalam hati mereka.”

Marga T.
Read more

“jika ada dua hal yang bisa kamu pegang dari seorang laki-laki, itu adalah kesetiaan dan tanggung jawab”

Stephanie Zen
Read more