“.... Makanya semoga ada rejeki ya. Jadi kita bisa makan empat sehat lima sempurna tiap hari," tutur Ibuk.”
“Ya, seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat! Buatlah pijakanmu kuat. Kita beli sepatu baru kalau ada rejeki," hibur Ibuk.”
“Sing sabar ae. Rejeki nggak datang hari ini tapi insya Allah akan datang besok," kata Ibuk sambil mengunci lemari makan di dapur.”
“Menurut tauhid, banyak itu asalnya satu. Mesti ada satu dulu, baru ada dua, baru ada tiga, baru ada empat, seterusnya baru ada banyak. Tak ada satu sen, tak jadi sepuluh sen.Itu dalil Tuhan itu satu, Allah Maha Esa. Lain daripada satu maknanya baharu. Tiap-tiap yang baharu berubah-ubah, terjadi atau dijadikan, sama seperti jadi-jadian.”
“Mana ada manusia yang tak ada masalah sampai boleh jadi sempurna dalam hidup?”
“Setiap hari jadi dirayakan, sesungguhnya kita kita tengah merayakan datangnya kematian.”