“Sing sabar ae. Rejeki nggak datang hari ini tapi insya Allah akan datang besok," kata Ibuk sambil mengunci lemari makan di dapur.”
“Hujan datang bukan selamanya. Ada masa ia akan berhenti. Dan seperti hari ini, hujan tidak bertandang diri. Mungkin esok ia akan datang, mungkin lusa ia akan bertandang. Tapi seperti ketika itu, kita sudah bersedia.”
“Sing sabar sik. Sing sabar," kata Ibuk menghibur Bapak.”
“Hidup juga kayak cuaca. Hari ini bisa hujan, besok bisa cerah. Tapi, lo nggak akan punya hujan selamanya, atau kemarau selamanya. Kita butuh pahit dan manis secara bersamaan, sebuah bentuk keseimbangan.”
“.... Makanya semoga ada rejeki ya. Jadi kita bisa makan empat sehat lima sempurna tiap hari," tutur Ibuk.”
“Selamat datang. Saya sudah menyiapkan semua yang akan Saudara rampas dan musnahkan: kata-kata, suara-suara, atau apa saja yang Saudara takuti tapi sebenarnya tidak saya miliki”