“Selamat datang. Saya sudah menyiapkan semua yang akan Saudara rampas dan musnahkan: kata-kata, suara-suara, atau apa saja yang Saudara takuti tapi sebenarnya tidak saya miliki”
“Saya sudah lama berhenti menyukai atau membenci. Saya sekarang akan menerima apa pun yang dihadapkan kepada saya.”
“Ada banyak “tapi” yang tak bisa di jelaskan, ada banyak “tapi” yang tidak dapat diteruskan, karena “tapi” hanya akan memperburuk keadaan, karena saya tidak pernah bisa bersandar pada satu kata “tapi” yang tak pasti.”
“Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak merubah apa-apa. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain.”
“Tapi, anak-anak, tak ada penghiburan dalam kata 'selamat tinggal', bahkan jika kau mengatakannya dalam bahasa Prancis. 'Selamat tinggal' adalah kata-kata yang, dalam bahasa apa pu, penuh penderitaan. Itu kata-kata yang tak menjanjikan apa-apa.”
“Pada masa itu sering saya menjawab pertanyaan yang kadang-kadang diajukan kepada saya, "Mengapa Saudara menjadi pengarang?" dengan, "Karena saya tak dapat bekerja lain. Kalau saya bisa jadi importir atau eksportir, tentu saya akan menjadi importir atau eksportir.”