“Aku berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan. Buku-buku tersebut memunggungiku. Tak seperti manusia yang ingin berjarak denganku, buku-buku itu malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka. Bermeter-meter jajaran buku yang yang tak akan pernah mampu kubaca. Dan aku tahu; apa yang ada disini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti untuk dimanfaatkan. Tetapi hari-hari berlalu, dan kesempatan itu tetap tak tergapai----terabaikan. Salah satu buku ini mungkin benar-benar bisa mengubah hidupku. Siapakah aku sekarang? Siapakah sebenarnya aku?”
“Tapi suatu saat nanti dia mungkin akan semiskin tikus karena membelanjakan semua uangnya untuk membeli buku. Aku takut dia juga tak akan ragu menjual jiwanya jika ada iblis yang bisa memberikan buku yang diinginkannya”
“Ruang perpustakaan tidak pernah cukup untuk menyimpan buku yang tidak pernah dibaca, jadi pustakawan memeriksa catatannya setiap saat dan menarik buku-buku yang tidak lagi dibaca orang.Kau bisa menyelamatkan buku hanya dengan membacanya. Tentu saja, kau mungkin tidak menyukainya. Tapi kau tidak pernah tahu sampai kau mencobanya, dan mungkin, kau akan suka.”
“Aku menyayangi buku-buku seperti Maria menyayangi Isa, lembar demi lembar, tiap tepiannya, wangi aroma kertasnya yang khas, dan saat aku melihat di dalamnya, aku tahu, dunia ada di situ...”
“Aku ada buku, aku tak perlukan pakaian atau sepatu khusus untuk berjalan ke perbukitan.”
“... buku adalah emblem dari persaudaraan rahasia. Karena ia hanya memunyai satu senjata untuk memerangi dunia kekasaran yang mengelilinginya, yaitu buku-buku...... yang lebih penting lagi adalah buku-buku novel yang telah dibacanya...”