“Kesesatan bagaimana lagi yang dihidap golongan itu dengan menuduh para sahabat Rasul yang melakukan jihad di jalan Allah sebagai orang murtad dan munafik?”
“Apabila seorang Muslim merenungi kesesatan orang yang sudah terlampau jauh itu (Syiah Rafidhah) maka ia tidak terlepas daripada dua sikap: 1. Sikap merasakan kenikmatan Allah, kelembutan-Nya dan kemuliaan-Nya bahawa Dia telah menyelamatkannya daripada kesesatan itu. Sungguh ini suatu hal yang harus disyukuri. 2. Sikap mengambil nasihat dan pelajaran atas apa yang terjadi dalam golongan itu, yang sudah sedemikian menyimpang dan sesat, yang mudah diketahui oleh orang yang menggunakan akalnya sedikit saja.”
“Mempelajari pengetahuan itu adalah sama dengan memuji Allah SWT.Menuntut pengetahuan adalah sama dengan melakukan perang di jalan Allah SWT.Mengajarkan pengetahuan adalah sama dengan bersedekah, dan dengan mengajarkan pengetahuan kita akan mendapat pahala.”
“Sesungguhnya ramai orang yang mampu berkata-kata dan sedikit dari mereka itu yang bertahan dalam beramal dan bekerja. Ramai pula dari yang sedikit itu yang mampu bertahan di waktu beramal dan sedikit dari mereka yang mampu memikul bebanan jihad yang sukar dan kerja berat. Para mujahidin itulah angkatan yang terpilih yang sedikit bilangannya tetapi menjadi penolong dan menjadi Ansarullah. Ada kalanya mereka itu silap tetapi akhirnya menepati tujuan sekiranya mereka diberi inayah dan hidayah oleh Allah.”
“Kadang sebuah pencapaian kesuksesan itu punya standar yang berbeda, jangan terlalu terpaku dengan standar orang lain. Banyak orang yang akhirnya merasa terintimidasi dengan jalan sukses orang lain dan akhirnya terpuruk oleh sudut pandang orang lain untuk menggapai kesuksesannya. Lebih baik bijaksana bila kita memberi standar kesuksesan sendiri, tak perlu malu dengan lingkupnya, karena kesuksesan itu yang terpenting bukanlah besar kecilnya, namun bagaimana kita mensyukuri dan menghargai proses....”
“7 ALASAN MENCELA DIRITujuh kali aku pernah mencela jiwaku,Pertama kali ketika aku melihatnya lemahpadahal seharusnya ia bisa kuatKedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket, dihadapan orang yang lumpuhKetiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudahia memilih yang mudahKeempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan coba menghibur diri dengan mengatakan bahwa semua orang juga melakukan kesalahanKelima kali, ia menghindar karena takut, lalu mengatakannya sebagai sabarKeenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah burukpadahal ia tahu, bahwa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakaiDan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat”