“Pada malam-malam insomnia, aku melakukan perjalanan nokturnal”
“Dan apapun yang terjadi nanti. Apapun yang akan terpapar di hadapanmu nanti, bagaimanapun buruknya nanti. Ingatlah malam ini, malam di saat aku mengatakan bahwa aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku.”~Rafael Alexander”
“Pada malam ketika Tembok Tiongkok jadi, ke manakah para tukang batu pergi? ”
“Junjungan Kasih ku di langit cinta, dikala siang daku meraba kepada malam aku meneka. Mengapa mencari pada yang tiada?When the past has become part of the future, what does the present really holds?”
“Duta Besar, betapa senangnya bertemu dengan Anda! Para pelarian? Upeti? Semuanya dalam kondisi baik. Kita akan berbincang setelah makan malam. Mari kami tunjukkan ruangan Anda. Ya, karpetnya dan sutranya bagus, bukan―ini yang terbaik. Segelas anggur, mungkin? Anda suka gelasnya? Ini semua milik Anda. Oh, dan setelah makan malam, para gadis menari. Anda sudah melakukan perjalanan panjang. Gadis-gadis ini khusus dipilihkan untuk mengembalikan semangat para pejuang besar seperti Anda.”
“Rupanya di malam hari, kesunyian membuat kita lebih peka. Tapi tak setiap orang, tidak juga aku, mampu menjadi penyair.”