“Waktu itu semua sudah tidak ada yang bisa kuingat. Karena waktu itu kata-kata sudah seakan tidak berarti lagi. Yang ada di memoriku hanyalahwarna pekat. Kucari warna-waran lain , tidak pernah ada. Bahkan putih pun sudah seperti jelaga.”
“Gadis kecil itu benar sekali.. mengapa dunia diciptakan dengan penuh perbedaan. Yang satu dilebihkan dari yang lain... ada yang bisa melihat. Bisa mendengar, ada juga yang tidak. Ada yang cerdas, ada yang tidak. Apakah semua itu adil? Apakah takdir itu adil? Padahal bukankah semua pembeda itu hanyalah semu. Tidak hakiki. Ketika sang waktu menghabisi segalanya, bukankah semua manusia sama...”
“bila kau melakukan sesuatu yang buruk, tetapi sudah tidak ada lagi yang mau memberitahukannya kepadamu, berarti kamu sudah diabaikan dan tidak berarti”
“ Usah peduli apa orang lain kata, ikut kata hati sendiri. Dan usah takut bayangan semalam kerana tidak ada orang berupaya merubah semalam yang sudah berlalu. Seburuk mana, sejelik mana pun semalam tetap dilalui semua orang. Apa yang dibawa dari kejadian semalam, itu sudah pasti. Usah menolak takdir yang ditentukan Allah, DIA sudah menyusunnya sebaik mungkin. " ~ Danial”
“Ada banyak “tapi” yang tak bisa di jelaskan, ada banyak “tapi” yang tidak dapat diteruskan, karena “tapi” hanya akan memperburuk keadaan, karena saya tidak pernah bisa bersandar pada satu kata “tapi” yang tak pasti.”
“Ternyata memelihara cinta sebelah tangan itu seperti memelihara dinosurus. Dino kecil polos yang manis, tiba-tiba sudah tumbuh sangat besar, lebih besar daripada yang bisa kuukur. Ia sudah tumbuh menjadi monster yang bahkan bisa membunuh diriku sendiri, yang telah memeliharanya. Aku tidak bisa lagi memeliharanya, karena ia telah tumbuh di luar kendaliku. Sekarang, aku tidak bisa lagi membiarkannya tumbuh tanpa menyakitiku.”