“Tunangannya tak akan mampu memahami arti sebuah benteng. Dia tak akan bisa melihat seperangkat daging bisa tetap segar, tak membusuk, dan mampu melalui 16 kali pergantian musim”
“Sejarah sebenarnya tak mampu menyusun peta waktu, sebagaimana geografi tak bisa menyusun peta bumi dan penghuni.”
“Tapi tawar-menawar membutuhkan kekuatan tertentu, uang sogok tertentu, hubungan famili tertentu. Yang tak punya kekuatan, uang, atau keluarga pejabat akan tak mampu merundingkan nasibnya. Disinilah yang disebut “ketimpangan sosial” bukan cuma beda kaya dan miskin, melainkan beda status: “bisa dikorbankan” atau “tidak bisa dikorbankan”.”
“Tak bisa kukatakan, maka akan kutuliskan...”
“Seseorang yang tak bisa mendengar, selamanya tak akan didengar.Always listening, always understanding.”
“Yang indah memang bisa menghibur selama-lamanya, membubuhkan luka selama-lamanya, meskipun puisi dan benda seni bisa lenyap. Ia seakan-akan roh yang hadir dan pergi ketika kata dilupakan dan benda jadi aus.Tapi apa arti roh tanpa tubuh yang buncah dan terbelah? Keindahan tak bisa jadi total. Ketika ia merangkum total, ia abstrak, dan manusia dan dunia tak akan saling menyapa lagi.”