“Betapa susah untuk memahami arti diri. Betapa sulit menyelami maunya hati.”
“Akhirnya ku mengerti betapa rumitnya konstruksi batin manusia. Betapa sukarnya manusia menanggalkan bias, menarik batas antara masa lalu dan masa sekarang. Aku kini percaya manusia dirancang untuk terluka.”
“Memang sulit menulis puisi. Dan untuk apa mempersulit diri sendiri.”
“sukarnya menjadi seorang anak. membantah dikata tidak mendengar, mengiyakan sahaja hati juga yang parah. di mana mahu diluah resah yang terkumpul, kemana mahu dialirkan jiwa yang sedang luka. kini baru dia sedar betapa payahnya untuk menjaga perasaan.”
“Hati yang membuat kesenangan untuk diri sendiri, membuatkan juga kesenangan untuk orang lain.”
“Aku melintasi kehidupan dan kala. Aku berlayar menembus senja. Kuberanikan diri menulis untuk mengabadikan momen hidup dalam lembaran kertas. Sekali lagi, dengan segala kemampuan yang aku punya. Kau lihat, betapa sederhana tulisanku. Sekali lagi, aku hanya ingin mengabadikan sebuah momen hidup dalam lembaran kertas ini. Sebagai suatu museum kehidupan.”