“Bangunlah malam, ia membantu untuk lulus ujian yang lain. Jangan sekali-kali membesarkan tidur.”
“Jangan sekali-kali meminta maaf untuk mempertahankan prinsip!”
“Ketika Ibuk menikah, ia dan Bapak hanya berbekal keberanian untuk menjalani hidup bersama. Mereka tidak memiliki perencanaan bagaimana membesarkan anak, di mana mereka akan tidur kelak, apalagi tentang gizi atau pendidikan. Sama sekali tidak terbersit di benak mereka.”
“Jika engkau besar, jangan sekali-kali kau jadi pegawai negeri. Jadi pamong praja! Mengerti?Sebab sebagai pegawai negeri orang harus banyak menjalankan pekerjaan yang sama sekali tak disetujuinya. Bahkan yang bertentangan dengan jiwanya. Untuk kepentingan orang yang berkuasa, maka sering pula yang haram menjadi halal, dan sebaliknya.”
“Jangan sekali-kali meremehkan kekuatan manusia,karena Tuhan sekalipun tidak pernah.”
“Mungkin beginilah seharusnya ujian disambut, sebuah perayaan terhadap ilmu. Dengan gempita. Selain itu, aku kira, pesta ujian yang meriah ini juga dibuat agar kami sekali-kali tidak boleh pernah takut apalagi trauma dengan ujian. Bahkan diharapkan kami kebal terhadap tekanan ujian dan bahkan bisa menikmati ujian itu. Apalagi ujian akan terus datang dalam berbagai rupa sampai akhir hayat kami.”