“Putus cinta sesama manusia, akan ada penggantinya. Tapi Tuhan hanya satu dan kalau dia mengambil keputusan untuk tidak lagi mencintai kita, tiada Tuhan keduauntuk kita terima cinta yang agung...m/s 246-247”
“Cinta itu hebat, bahkan lebih hebat dari dunia perkawinan itu. Doa adalah bagian penuturan cinta pada sebuah cita-cita yang belum kita capai. Dia bukan urusan Tuhan, melainkan urusan manusia. Dan Tuhan ada pada seberapa besar rasa cinta kita akan kebenaran itu. Nah, berdoalah dengan cinta, tapi jangan berdoa untuk cinta... Cinta itu dalam dirinya mengandung sebagian kecil rasionalitas, tapi penuh dengan benih rasa yang tidak perlu dihitung secara matematik mengapa dia ada.”
“Kalaulah putus cinta itu buat orang berduka, mengapa acap kali kita memutuskan cinta Tuhan terhadap kita? Kenapa kita membiarkan tuhan duka, kerana kita tidak mencintainya lagi?”
“Ertinya, Allah itu adalah penyebab yang mutlak kepada semua cinta manusia. Justifikasinya sangat jelas. Tidak boleh dinafikan lagi. Justeru jika ada sesuatu atau seseorang yang selain-Nya lebih kita cintai, maka itu menunjukkann kita salah dalam meletakkan cinta. Kita lari dari cinta yang besar kepada cinta yang kecil. Kita pinggirkan cinta yang agung kepada cinta yang kerdil.”
“Tapi semua itu saya kira hanya bisa kita pakai untuk mengenali cintakasih. Jika kita menggunakannya sebagai pedoman, maka yang terjadi adalah sebuah hukum baru yang datang dari luar tubuh manusia, yang tidak dialami melainkan diterapkan. Kesucian, bahkan kesederhanaan, yang dipaksakan sering kali malah menghasilkan inkuisitor yang menindas dan meninggalkan sejarah hitam. Karena itu saya percaya bahwa Tuhan tidak bekerja dengan memberi kita loh batu berisi ide-ide tentang dirinya dan manusia. Tuhan bekerja dengan memberi kita kapasitas untuk mencintai, dan itu menjadi tenaga yang kreatif dari dalam diri kita.”
“Cinta adalah kekuatan yang tak akan pernah ditundukkan. Kalau kita berusaha mengendalikannya, cinta akan menghancurkan kita. Kalau kita berusaha mengurungnya, cinta akan memperbudak kita. Kalau kita mencoba memahaminya, cinta akan meninggalkan kita dalam kebingungan.”