“Maksudnya biar lo termotivasi untuk cepat dapat pacar. Biar ada yang nemenin lo ke toko buku—""—gue bisa sendiri!" selaku cepat."atau menemani lo ngopi-ngopi—""—itulah gunanya teman-teman cewek!""atau mendengarkan lo curhat—""—itulah gunanya Syiana.""atau dimintai pertolongan saat si pipi tembam mogok di jalan.""— itu kan gunanya lo, San." Aku mulai nyengir.”
“Sepanjang sejarah manusia yang ditulis—sebutlah sejarah modern, mulai dari era Renaisance pertama atau Revolusi Sosial di Inggris abad ke-16—yang disebut kiri itu ialah orang atau sekelompok orang yang tidak betah pada keadaan yang mapan dan berlangsung. Itulah kiri. Bukan karena membaca buku Karl Marx, Das Kapital, membaca Manifesto Communist, lantas membaca Bismarck tentang nasionalisme atau apapun lainnya, tidak. Kiri itu ialah orang-orang atau sekelompok orang yang tidak betah pada keadaan yang sedang berlangsung dan mapan. Itulah kiri.”
“Aku ada buku, aku tak perlukan pakaian atau sepatu khusus untuk berjalan ke perbukitan.”
“Tidak ada perasaan yang bertahan selamanya. Aku belajar itu dari Papa. Cepat atau lambat, sesuatu yang kita miliki akan hilang dan yang tertinggal kemudian cuma rasa benci.”
“Keyakinan kecil yang baru aja lo sebut itu seperti nyala sebuah lilin dalam gelap, Tar.... Mungkin memang nggak bisa melihat semua, tapi setidaknya lilin itu yang akan menuntun lo mencari jalan keluar.... Pegang aja nyala keyakinan yang ada itu dalam hati dan pikiran lo. Semoga itu yang akan membuat banyak hal leleh dengan api keyakinan yang lo punya.”
“Yah, lo jalan dulauan aja. Gue di belakang - SuryaNggak apa-apa? gue jalannya lambat - CessaNggak apa-apa. selambat apapun lo jalan, gue ikutin – Surya”