“No matter how often you're being a pain in my ass mengingat begitu banyaknya kejadian saat lo menjadi sumber dari segala sumber masalah yang membuat gue merasa mungkin nama tengah lo bukan Adrianissa tapi 'trouble', you know you are THAT worthy, Dyt.”
“Demi Tuhan, Dyt. Ada teknologi Facebook, Twitter, Foursquare. Gue aja bisa nemuin teman TK gue yang bahkan gue lupa namanya!”
“Maksudnya biar lo termotivasi untuk cepat dapat pacar. Biar ada yang nemenin lo ke toko buku—""—gue bisa sendiri!" selaku cepat."atau menemani lo ngopi-ngopi—""—itulah gunanya teman-teman cewek!""atau mendengarkan lo curhat—""—itulah gunanya Syiana.""atau dimintai pertolongan saat si pipi tembam mogok di jalan.""— itu kan gunanya lo, San." Aku mulai nyengir.”
“Aku sih nggak percaya dengan yang namanya love at first sight. Tapi, terutama setelah kejadian ini, aku percaya pada love at first impression.”
“Seriously, Dyt? What are you waiting for? If he could care enough to help you without having you asked him, he seems worthy enough to be chased. ㅡ Ilham Fernando Fauzi”
“Serius, Dyt? Kamu nunggu apa lagi? Kalau dia cukup peduli untuk membantu tanpa perlu kamu minta, he seems worthy enough to be chased.”
“Kalau kamu gak bisa tertawa berulang-ulang untuk hal yang sama, lalu mengapa kamu terus menangis berulang-ulang untuk masalah yang sama?”