“kucintamu selalu...meski waktu tak lagi jadi sekutu,meski hari tak lagi jadi temanku.ku selalu cintamu...hari ini,esok, atau tak tentu waktu.ku kan selalu cintamu...”
“Bangun jalanmu hari ini karena hari esok terlalu tak pasti untuk dijalani”
“Saya selalu percaya--dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis--bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.”
“Kuku jarimu selalu tumbuh meski kaupotong. Sebesar itulah cinta. Tak pernah sangat besar, tidak juga terlalu kecil. Cinta itu cukup.”
“Sebab Tuhan selalu punya cara yang indah untuk membuat hambaNya selalu tersenyum meski dalam tangis sekalipun. Bukankah kopi itu akan terasa pahit jika tak berkolaborasi dengan gula. Gula juga tak akan terasa nikmat jika tak bercampur dengan kopi. Maka pahit dan manis itu adalah karya alam yang sangat”
“Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha?”
“esok ku tak tau apakah aku akan berdarah. ku hanya tau hari ini ku tak berdarah walau keringat hampir berdarah.”