“Boleh tak awak fikirkan sekali lagi?""Saya masih ada keluarga, Cik Anwar. Lain kali Cik Anwar, bukankah elok kalau hal begini disampaikan terus kepada orang tua. Beradat. Lagipun seorang gadis tu, tetap ada walinya.”
“Boleh tak awank fikirkan sekali lagi?""Saya masih ada keluarga, Cik Anwar. Lain kali Cik Anwar, bukankah elok kalau hal begini disampaikan terus kepada orang tua. Beradat. Lagipun seorang gadis tu, tetap ada walinya.”
“Apa seseorang boleh merasa tak pantas dicintai? Bukankah manusia memang tak ada yang sempurna?”
“Gadis kecil itu benar sekali.. mengapa dunia diciptakan dengan penuh perbedaan. Yang satu dilebihkan dari yang lain... ada yang bisa melihat. Bisa mendengar, ada juga yang tidak. Ada yang cerdas, ada yang tidak. Apakah semua itu adil? Apakah takdir itu adil? Padahal bukankah semua pembeda itu hanyalah semu. Tidak hakiki. Ketika sang waktu menghabisi segalanya, bukankah semua manusia sama...”
“Di negara miskin saya itu, saya lebih banyak tersenyum. Tak terbeli dengan ribuan riyal. Lagi pula, semua kebusukan negara saya, Indonesia, ada di negara lain, kok. Tapi keindahan Indonesia belum tentu dimiliki negara lain”
“Salah sekali untuk menuntut orang lain agar bersih kalau kita sendiri tetap tidak bersih.”