“Oh Tuhan... biarlah semua orang meninggalkan Duha, tetapi janganlah Engkau meninggalkan Duha keseorangan, ya!”
“Sabarnya Kak Ain yang piatu itu menghadapi semuanya sendiri. Duha ingin sekali jadi setabah Kak Ain. Allah menguji hamba yang dia pilih. Ujian Duha mengkin tidak sebesar ujian Kak Ain, tetapi ujian tetap ujian kan. Dan Allah pilih Duha, Subhanallah.”
“Kesombongan, rasa puas diri, putus asa, meninggalkan massa, memaksa keadaan, menyerah, semua ini adalah sifat borjuis kecil, penyakit anak-anak. Kalau ada orang menamakan dirinya revolusioner, tetapi masih mempunyai salah satu dari sifat itu. Tandanya si revolusioner belum bersih dari ideologi borjuis kecil.”
“Ya, cinta seperti hantu. Semua orang membicarakannya, tetapi sedikir sekali yang benar - benar pernah melihatnya.”
“Sakura menekan tombol teleponnya, menelepon orang yang sempat melintas dalam hidupnya itu. Meninggalkan jejak, meninggalkan bekas, tapi tidak pernah muncul kembali. Apakah ia hanya melintas, lalu pergi?”
“Begitukah semua orang, yang begitu lama meninggalkan negerinya, sehingga mereka tak betah lagi dimana pun, baik Belanda maupun di Hindia? Atau, kita akan terbiasa lagi, bila saja mempunyai keluarga, sebuah home?”