“Tanah semakin penat dengan perangai manusia yang tidak mengenal erti pijak dan memijak.Angin menangis memasuki rongga hidung manusia.Air semakin kering kerana tiadanya kehijauan.Api sentiasa akur dengan kemanusiaan.”
“Akal itu neutral sifatnya; manusia yang menggunakan akal dengan dasar kebenaran memperoleh faedah yang besar sementara manusia yang menggunakan akal dengan tidak memahami kebenaran semakin jauh daripada keadaan fitrahnya.”
“Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain. Harus semakin mengenal batas(Bumi Manusia, h. 138)”
“Semakin bersedia seseorang untuk menilai sesuatu dari sudut pandang orang lain yang berbeda, maka semakin beragamlah perspektifnya terhadap sesuatu tersebut.Semakin beragam perspektifnya terhadap sesuatu tersebut, maka semakin dekatlah persepsinya dengan kebenaran utuh dan apa adanya akan sesuatu tersebut. Inilah proses pembentukan sikap objektif dalam diri manusia.”
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
“Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini, tapi di jalan setapaknya masing-masing. Tiap manusia berjalan sendirian; berjalan, berlari, dan sesekali berhenti. Semua jalan setapak itu berbeda-beda namun menuju ke arah yang sama, mencari suatu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama. Hingga semakin dekat ke tujuan, manusia semakin menyadari bahwa disepanjang jalan setapak yang sudah dilewati, ia tak kan pernah benar-benar sendiri. Manusia selalu bersama apa yang ia cari, bersama tujuannya; yaitu Tuhan.”