“Binatang itu bicara, makan -- tapi tak mengerti dirinya sendiri. Dan aku begitu juga.”
“beginilah aku apa adanya .. jauh dari sempurna .. kusadari itu, mungkin sifatku membosankan dan membuatmu jenuh tetapi tak ada maksudku demikian kuharap siapapun engkau mau mengerti beginilah aku apa adanya ... aku tidak bisa menjadi dirinya aku adalah diriku sendiri.”
“Bicara soal kekuatan Tarjdo, tidak gampang kalau rakyatmu miskin. Rakyatmu harus punya makan yang cukup dulu, punya pakaian, dan yang paling penting bebas buta huruf. Ini yang membedakan manusia dengan binatang. Sebab, kalau cuma makan, binatang juga bisa makan. Lantas, kalau cuma pakaian, binatang juga punya bulu. Buku, bisa membaca, itulah yang membuktikan manusia punya kebanggaan, punya kebudayaan, punya peradaban.”
“Cinta tak dapat dipaksa. Dan aku senang jika orang yang aku cintai juga merasa senang. Aku tak dapat hidup bersamanya. Ia akan tersiksa dan aku tak ingin dia begitu.”
“Aku benci pada diriku karena tidak bisa melupakan A Ling. Tapi aku juga benci pada diriku sendiri karena membenci diriku sendiri yang tak bisa melupakan A Ling.”
“Wajar bagi anak burung dan binatang lain diberi makan oleh ibu mereka, tapi raja dan ratu tampaknya tak pernah dewasa, mereka menuntut diberi makan oleh yang lain seumur hidup. Kemandirian adalah sesuatu yang tak pernah mereka lakukan atau pelajari”