“Dan kini, Adikku, kini terasa betul oleh kita, pahit sungguh hidup di dunia ini, bila kita selalu ingat pada kejahatan orang lain. Tapi untuk kita sendiri, Adikku, bukankah kita tidak perlu menjahati orang lain?”
“Tidak mungkin bagi kita untuk sengaja menyakiti orang lain tanpa menyakiti diri kita sendiri juga.”
“Seperti juga bagi orang-orang pribumi lain, bagi Salim itu pun logika yang tidak bisa diusik-usik. Bila kita kuli kontrak, kita pun kehilangan semua kemanusiaan dan hak kita. Kita harus selalu melakukan apa yang diperintahkan oleh seorang tuan administratur untuk melakukannya, dan karena itu akan sangat ganjillah bila kita harus sakit karena satu pon daging busuk”
“Kalau mimpi kita ketinggian, kadang kita perlu dibangunkan oleh orang lain - Marmut Merah Jambu -”
“Ketika kita masih kecil dan setelah kita lanjut usia, kita sangat tergantung kepada orang-orang lain.Di antara masa itu, kita merasa bisa melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain, sehingga menganggap perhatian sesama tidak penting.Padahal dalam tahap ini perlu sekali bagi kita untuk memelihara cinta kasih yang mendalam antar sesama manusia.”
“Saya percaya bahwa orang bukannya takut mati. Mereka takut sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih menggelisahkan dan lebih tragis daripada maut itu sendiri. Kita takut tidak pernah hidup, menjelang akhir hayat kita dengan perasaan bahwa kita tidak pernah benar-benar hidup. Bahwa kita tidak pernah memahami, untuk apa kehidupan kita itu.”