“Kau Pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, Pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus, harus bicara pada mereka , dengan bahasa yang mereka tahu”
“PESAN SEORANG AYAH KEPADA ANAK LELAKI:Kau harus berani mengatakan "tidak" untuk yang salah dan "ya" untuk yang benar. Kau harus melindungi martabat rumahmu dengan menjaga saudara-saudara perempuanmu dan ibumu. Kau harus berani melindungi yang tertindas. Dan jika kau berkeluarga nanti, kau sudah mati sebagai lelaki, tapi kau berganti menjadi suami dan ayah. Kau harus selalu pulang ke rumah dan mengabdi kepada istri dan anak-anakmu. Kau harus bekerja dan menafkahi mereka. Kau harus jadi ayah dan suami yang bisa menjaga kehormatan mereka.”
“. . . Kau terpelajar, Minke, Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu. . . .”
“Seorang terpelajar itu harus adil, sejak dalam pikiran! [Bumi Manusia]”
“..kau harus memperlakukan kegiatan menulismu sebagai sebuah karier. Kau tidak boleh membicarakannya. Kau harus melakukannya-ingin melakukannya, suka melakukannya walaupun harus kesepian, merasa bahwa di bumi tidak ada yang lebih penting ketika kau sedang melakukannya.”
“Lhiver, impian itu harus tinggi. Kalau kau hanya menginginkan uang 600 franc, kau tidak akan pernah bisa mendapatkan 600.000 franc. -Kay Olivier”