“Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati.”
“Kau Pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, Pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus, harus bicara pada mereka , dengan bahasa yang mereka tahu”
“Cantik itu datang daripada hati kata ayah, bukannya hanya ada pada muka. Orang ikhlas dan mulia nampak cantik!”
“Doa memerlukan hati, bukan suara.Tanpa hati, kata-kata tidak berarti.”
“hati terikat, jiwa bebas.--jika kau mengikat dan merantai hatimu kuatkuat, kau dapat memberikan banyak kebebasan pada jiwamu: itulah yang ku katakan pada suatu hari. akan tetapi orangorang tidak percaya, kecuali saat mereka benarbenar menemukannya”
“. . . Kau terpelajar, Minke, Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu. . . .”