“setiap pejuang bisa kalah dan terus-menerus kalah tanpa kemenangan, dan kekalahan itulah gurunya yang terlalu mahal dibayarnya. Tetapi biarpun kalah, selama seseorang itu bisa dinamai pejuang dia tidak akan menyerah. Bahasa Indonesia cukup kaya untuk membedakan kalah daripada menyerah (Prahara Budaya, h. 187)”
“Menang dan kalah adalah soal biasa dalam peperangan.Menang perang tidak ada yang bisa dibanggakan, kalah perang juga tidak perlu disesalkan.”
“Esensi sejarah bukanlah hanya siapa yang menang dan siapa yang kalah. Lebih dari itu: siapa yang lebih cepat belajar dari kemenangan dan kekalahan”
“Keberanian tidak selalu identik dengan lelaki bersenapan. Keberanian (sejati) adalah saat kau tahu kau akan kalah sebelum memulai, tetapi kau tetap memulai dan merampungkannya, apa pun yang terjadi. Kau jarang menang, tetapi kadang-kadang kau bisa menang.”
“Matahari kalah terang dengan hatinya,Bulan kalah indah dengan senyumannya,Air kalah jernih dengan jiwanya,Bumi kalah subur dengan amalnya,Langit kalah cerah dengan akhlaknya,Batu kalah keras dengan imannya,Dan aku pun kalah hati kepadanya.”
“Menyerah tak bererti kalah. Kadangkala kita menyerah kerana kita terima ketentuan yang telah ditentukan olehNya pada kita. Kita boleh berusaha, berlawan dengan apa yang kita ada. Tapi kalau itu sudah tersurat untuk kita, kita tak boleh menolak.”