“Tidak, yang mati tidak harus bisu. Energi mereka tetap hidup melalui berbagai cara, jalan dan sarana, terutama melalui kenangan dan mulut para nyawa yang lolos dari saringannya di Buru ini. Pada suatu kali mungkin ada yang mampu mencatatnya tanpa tangannya gemetar dan tanpa membasahi kertasnya.”
“Kita sadar bahwa yang kita jalani ini adalah nyata, maka tidak ada yang tidak mungkin. Sama seperti tidak mungkinya bahwa kita tidak hidup dan tidak mati.”
“Ibarat manusia tanpa keperibadian, universiti moden tidak mempunyai pusat yang sangat penting dan tetap, tidak ada prinsip-prinsip utama yang tetap, yang menjelaskan tujuan akhirnya. Ia tetap menganggap dirinya memikirkan hal-hal universal dan bahkan menyatakan memiliki fakulti dan jurusan sebagaimana layaknya tubuh suatu organ - tetapi ia tidak memiliki otak, jangan akal (intellect) dan jiwa, kecuali oleh dalam suatu fungsi pengurusan murni untuk pemeliharaan dan perkembangan jasmani. Perkembangannya tidak dibimbing oleh suatu prinsip yang akhir dan tujuan yang jelas, kecuali oleh prinsip nisbi yang mendorong mengejar ilmu tanpa henti dan tujuan yang jelas.”
“Tidak seperti Kristen-Barat, kita tidak terlalu bersandar kepada, dalam aspek teologi dan metafisika, teori-teori dari para filsuf, ahli metafisika, saintis, palentolog, antropolog, sosiolog, ahli psikoanalisa, ahli metamatika, ahli-ahli bahasa dan cendekiawan sekular lain semacamnya. Hal ini kerana kebanyakan mereka, jika tidak semuanya, tidak pernah emngamalkan kehidupan beragama, mereka yang tidak pernah mengetahui atau meyakini agama tanpa ragu-ragu dan tanpa terombang-ambing. Mereka juga terdiri dari orang yang skeptik, agnostik, ateis dan para peragu.”
“yang mati akan tetap mati, dia tidak akan hidup lagi dan oleh sebab itu kita hanya perlu mengenangnya, tetapi yang hidup harus tetap hidup karena itu tugasnya. (Randy)”
“Sesungguhnya ramai orang yang mampu berkata-kata dan sedikit dari mereka itu yang bertahan dalam beramal dan bekerja. Ramai pula dari yang sedikit itu yang mampu bertahan di waktu beramal dan sedikit dari mereka yang mampu memikul bebanan jihad yang sukar dan kerja berat. Para mujahidin itulah angkatan yang terpilih yang sedikit bilangannya tetapi menjadi penolong dan menjadi Ansarullah. Ada kalanya mereka itu silap tetapi akhirnya menepati tujuan sekiranya mereka diberi inayah dan hidayah oleh Allah.”