“Tanyakan pada laki-laki itu tentang duka akibat perpisahan, dia tidak akan menjawab apa-apa kecuali saputan mendung di wajahnya.Tanyakan pada laki-laki itu perihnya pengkhianatan, kau akan melihat kedua tangannya terkepal dan rahangnya mengeras karena amarah.Tanyakan pada laki-laki itu pedihnya kehilangan orang yang disayang, dia masih bertahan dalam bisunya tapi air matanya tak sanggup ditahannya lagi.Tetapi... coba tanyakan padanya, mengapa sudi dipecundangi cinta. Yakinlah, laki-laki itu pasti tertawa. Menertawakan pertanyaanmu yang dianggapnya bodoh, lalu berkata, “Kalau kau pernah mengecap cinta, kau tak akan pernah bertanya.”