“Mendapatkan nilai yang tak sempurna kesekian kalinya... Tersadar sejenak memang benar segala sesuatunya ada di tanganmu. Kamu yang menetukan, ini mungkin suatu pelajaran kecil yang bermakna besar dikemudian hari jika kamu kembali mengulanginya... Give ur best qyqy please. ..”

Rizqiyyah Yasmin

Explore This Quote Further

Quote by Rizqiyyah Yasmin: “Mendapatkan nilai yang tak sempurna kesekian kal… - Image 1

Similar quotes

“Kalah sebelum bertanding adalah hal yang ingin dibasmi rasanya... Tapi dengan cara apa? Tak ada cara lain kecuali jika kamu mencoba untuk menang”


“Ya Allah, sesungguhnya Cinta ini hanyalah milik-Mu .. tetapi, sejujurnya aku merindukan cinta yang bisa melengkapi diri yang rapuh ini ... pertemukanlah aku dengannya ya Rabbi ... sosok yang menerima kelemahan hati ... karena sesungguhnya hati ini membutuhkannya ada disisi setelah diri-Mu yang selalu di hati …”


“tak ada yang bisa menebak isi hati ... tidak ada yang tahu walaupun berada dalam jeruji besi yang longgar sekalipun , isi hati akan terlihat jika engkau memberikan kunci terhadap seseorang yang engkau pilih , seseorang yang ingin tahu isi hatimu dan berusaha membukakaannya ... ya itulah cinta anugerah terindah ketika isi hatimu dan isi hatinya saling melengkapi ...”


“Mereka sedang dalam perjalanan menggapai mimpinya ... tampaknya sebentar lagi sampai .. sementara ini aku masih duduk termenung menunggu bus yang dapat membawaku menuju impian itu, inginnya sih naik pesawat jet ... tapi dalam menggapai mimpi tidak ada yang instan butuh perjuangan , kalau begitu sembari menantinya datang bagaimana kalau kamu tetap melangkah dengan kedua kakimu sekarang? walaupun jauh tapi setidaknya kamu tetap mencoba hingga waktu itu pun tiba ... percayalah, bersabarlah dan melangkahlah :)”


“beginilah aku apa adanya .. jauh dari sempurna .. kusadari itu, mungkin sifatku membosankan dan membuatmu jenuh tetapi tak ada maksudku demikian kuharap siapapun engkau mau mengerti beginilah aku apa adanya ... aku tidak bisa menjadi dirinya aku adalah diriku sendiri.”


“Ke setiap diri di depan saya... hari ini, saya bilang...jika kamu punya impian, impian besar dan begitu bermakna, kekuatan imajinasi manusia yang luar biasa, tetapi kamu tidak sedikitpun bekerja keras, tidak sedikitpun meneteskan keringat untuk memperjuangkan impain kamu,...buat saya kamu hanyalah pembual nomor satu bagi diri kamu sendiri.juga...ke setiap diri di depan saya hari ini,saya bilang..., jangan coba-coba bekerja keras, tetapi tanpa impian, tanpa impian yang membakar diri dan benak kamu setiap hari,berkeringat,lelah,...tetapi tanpa makna, melangkah tetapi tanpa tujuan,bangun di pagi hari menyesali apa yang kamu lakukan, bekerja keras tanpa impian, buat saya...,kamu...hanyalah pembual nomor satu bagi dunia”