“kau yang selalu bisa membuatku tertawa justru yang paling bisa membuatku menangis...”
“Takdir itu menyimpan misteri, tak bisa kita tolak garisnya. Barangkali, yang harus dilakukan adalah bertahan karena bisa jadi garis itu akan membawa kita pada sesuatu hal yang tak terduga. -86”
“Aku tidak boleh marah terhadap Ayah dan Ibu. Jika aku tak mengikuti nasihatnya, akan berada di mana aku hari ini? Aku tak akan tubuh dewasa dan mengerti tentang hal-hal baik dalam hidup. Jika ibu tidak membimbingku lewat kecaman-kecamannya, aku takkan tahu satu fen atau satu yuan itu apa, serta dari mana uang itu diperoleh”
“Apakah penampilanku satu-satunya hal yang membuatku berharga? Jika begitu, jangan tatap aku. Wajahku bisa menyembunyikan hati yang palsu.”
“Kalau kamu gak bisa tertawa berulang-ulang untuk hal yang sama, lalu mengapa kamu terus menangis berulang-ulang untuk masalah yang sama?”
“Selalu ada yang bisa mengerikan dalam hubungan kita dengan sejarah. Tapi pada saat yang sama, selalu ada yang membuat masa lalu berharga justru dalam kerapuhan manusia.”
“Bagiku, hujan menyimpan senandung liar yang membisikan 1001 kisah.Tiap tetesnya yang merdu berbisik lembut, menyuarakan nyanyian alam yang membuatku rindu mengendus bau tanah basah.Bulir-bulir yang jatuh menapak diatas daun, mengalir lurus menyisakan sebaris air di dedaunan.Sejuk, mirip embun.Hidup seperti ini.Aku bisa merasakan senja yang bercampur bau tanah basah sepeninggal hujan.Seperti kanvas putih yang tersapu warna-warna homogen indah.Dentingan sisa-sisa titik hujan di atas atap terasa seperti seruling alam yang bisa membuatku memejamkan mata.Melodi hidup, aku menyebutnya seperti itu.Saat semua ketenangan bisa kudapatkan tanpa harus memikirkan apa pun.”