“Antar-jemput di Jakarta biasanya dilakukan dengan mobil. Suatu kali seorang pria muda kelas menengah berkisah, suatu keluarga yang tidak memiliki mobil di Jakarta akan merasa miskin.Pengamatan sepintas saja terhadap jalanan di Jakarta sudah meneguhkan pendapat itu.”

Saya Sasaki Shiraishi

Explore This Quote Further

Quote by Saya Sasaki Shiraishi: “Antar-jemput di Jakarta biasanya dilakukan denga… - Image 1

Similar quotes

“Indonesia pada masa orde baru adalah dunia koneksi yang maha besar. Orang-orang di Jakarta, misalnya, membagi masyarakat dalam dua kategori, kenalan dan orang tidak dikenal.... `Dunia koneksi ini dibangun berdasar gagasan keluarga.”


“Sebagaimana di negara-negara lain, buku teks sekolah dan buku anak-anak di Indonesia merupakan sarana yang cocok untuk mempelajari landasan ideologis suatu rezim dalam hakikatnya yang telanjang. Anak-anak tidak terlalu mengontrol apa yang dibacanya, sampai mereka mulai membeli buku-buku pilihannya sendiri dengan uang saku mereka sendiri.”


“Novel laris yang terbit akhir 1970-an, Arjuna Mencari Cinta, dimulai dengan peristiwa dicabutnya hak Arjuna, seorang remaja SMU dari sebuah keluarga kaya, untuk memakai mobil dinas ayahnya.”


“Orang-orang Jakarta tetap merajut dan memperluas jaringan melalui semua jalur yang tersedia, sejauh itu memenuhi kepentingan, kebutuhan, selera, dan kesenangan mereka. Jalan untuk memperluas jaringan sangatlah dan sederhana. Satu orang diperkenalkan kepada seseorang lain dan kepada seseorang yang lain lagi.”


“Bagi rakyat kecil, hal itu berarti memiliki akses jalan belakang, melalui koneksi pribadi, terhadap berbagai hak istimewa yang memperkaya pihak lain. Setiap kali muncul kebutuhan, mereka akan berusaha mencari atau menjalin berbagai koneksi pribadi. Setiap kali kebutuhan mereka terpenuhi, berbagai koneksi pribadi tersebut diperkuat, sementara pemisahan dua dunia tetap seperti semula. Meskipun kebutuhan mereka tidak terpenuhi, pihak yang kecewa tetap percaya bahwa hal itu terjadi karena hubungan mereka tidak cukup baik, atau karena mereka sendiri membuat kesalahan yang mengacaukan segalanya.”


“Pada 1 Oktober 1965 siang, pernyataan berikut disiarkan.Keputusan No. 2 tentang Penurunan dan Penaikan Pangkat.Berhubung segenap kekuasaan dalam Negara Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965 diambil alih oleh Gerakan 30 September yang Komandannya adalah perwira dengan pangkat Letnan Kolonel, maka dengan ini saya nyatakan tidak berlaku lagi pangkat dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang di atas Letnan Kolonel atau setingkat. Semua perwira yang tadinya berpangkat di atas Letnan Kolonel harus menyatakan kesetiaan secara tertulis kepada Dewan Revolusi Indonesia dan baru sesudah itu berhak memakkai tanda pangkat Letnan Kolonel. Letnan Kolonel adalah pangkat yang tertinggi dalam Angkatan Bersenjata Negara Republik Indonesia.”