“LEmahnya kontrol masyarakat terhadap pemerintah jarang dipahami sebagai masalah struktur politik, melainkan perkara hubungan pribadi sehari-hari, yang jika tahu caranya justru diharapkan untuk bisa dimanipulasi.”
“Bagi rakyat kecil, hal itu berarti memiliki akses jalan belakang, melalui koneksi pribadi, terhadap berbagai hak istimewa yang memperkaya pihak lain. Setiap kali muncul kebutuhan, mereka akan berusaha mencari atau menjalin berbagai koneksi pribadi. Setiap kali kebutuhan mereka terpenuhi, berbagai koneksi pribadi tersebut diperkuat, sementara pemisahan dua dunia tetap seperti semula. Meskipun kebutuhan mereka tidak terpenuhi, pihak yang kecewa tetap percaya bahwa hal itu terjadi karena hubungan mereka tidak cukup baik, atau karena mereka sendiri membuat kesalahan yang mengacaukan segalanya.”
“Indonesia pada masa orde baru adalah dunia koneksi yang maha besar. Orang-orang di Jakarta, misalnya, membagi masyarakat dalam dua kategori, kenalan dan orang tidak dikenal.... `Dunia koneksi ini dibangun berdasar gagasan keluarga.”
“Para pemimpin atau bos berusaha keras menghidupkan citra Bapak sebagai seorang ayah yang penuh perhatian sekaligus mampu memenuhi harapan tanpa batas anak-anak atau bawahannya.”
“Keluarga Indonesia, produk sejarah pendidikan nasional dan menjadi salah satu tema utama buku-buku pelajaran sekolah, mencerminkan gambaran yangmembantu perumusan identitas Indonesia sebagai bangsa yang besar. Gagasan ini secara konstan teruji oleh reproduksi harian jaringan perluasan keluarga-semu, yang berperan penting dalam skenario nasional Orde Baru.”
“Antar-jemput di Jakarta biasanya dilakukan dengan mobil. Suatu kali seorang pria muda kelas menengah berkisah, suatu keluarga yang tidak memiliki mobil di Jakarta akan merasa miskin.Pengamatan sepintas saja terhadap jalanan di Jakarta sudah meneguhkan pendapat itu.”
“Sebagaimana di negara-negara lain, buku teks sekolah dan buku anak-anak di Indonesia merupakan sarana yang cocok untuk mempelajari landasan ideologis suatu rezim dalam hakikatnya yang telanjang. Anak-anak tidak terlalu mengontrol apa yang dibacanya, sampai mereka mulai membeli buku-buku pilihannya sendiri dengan uang saku mereka sendiri.”