“Manusia bertarung memperebutkan kekuasaan atas nama agama dan bukan sebaliknya. Agama apa pun tidak membenarkan pertarungan antar agama dan tidak akan pernah ada kecuali manusia yang begitu bodoh sehingga menafsirkan yang sebaliknya.”
“Jika masyarakat sudah dibuat tidak meyakini kebenaran ajaran agama, maka yang akan dijadikan pegangan adalah akal manusia semata atau hawa nafsu mereka. Tidak ada standar kebenaran. Pada ketika itulah masyarakat akan terseret ke dalam arus nilai yang serba relatif dan temporal. Kebenaran tergantung pada kesepakatan. Agama tidak diberi hak untuk campur tangan untuk menentukan baik dan buruk di tengah masyarakat. (Hal.17)”
“Bagiku, El, omong kosong jika para petinggi agama mengatakan bahwa agama tidak ada urusannya dengan akal. Buat apa manusia dianugerahi otak jika untuk mengenali Pencipta Otak itu, dia tidak boleh menggunakan otaknya? Menurutku, agama selalu memberi kesempatan kepada para pemeluknya untuk memilah mana yang harus dia pastikan dengan akalnya, mana yang cukup dipercaya begitu saja. (Kashva to Elyas, MLPH: 126)”
“Agama, sebaliknya tidak mengklaim untuk jadi petunjuk praktis pengubah dunia. Semangat agama yang paling dasar menimbang hidup sebagai yang masih terdiri dari misteri, memang ada orang agama yang seperti kaum Marxis, menyombong bahwa “segala hal sudah ada jawabnya pada kami”; tapi pernyataan itu menantang makna doa—dan mematikan ruh religius itu sendiri. Sebab dalam doa, kita tahu, kita hanya debu”
“Sekularisme bukan hanya sebagai suatu faham yang memberi tumpuan kepada aspek-aspek keduniaan (kehidupan duniawi atau worldly life) tetapi sebagai program falsafah suatu aliran pemikiran yang cuba mentafsirkan realiti dan kebenaran hanya berdasarkan rasionalisme murni. Para ahli falsafah Barat yang sekular sejak zaman pencerahan (enlightenment) telah melakukan pensekularan manusia, alam dan agama sehingga hakikat, makna dan peranan manusia, alam dan agama telah berubah dari faham yang berasaskan pada agama kepada faham yang berasaskan kepada akal rasional semata-mata.”
“Jika iman telah lenyap,maka tidak ada lagi rasa aman Dunia ini tidak bererti Jika agama tidak dijunjung. Siapa yang hidup tanpa agama maka kehancuran akan menjadi teman setianya”