“Aku kira dan bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia-siaan nilai.”
“Realita? Aku meragukan realitaku sendiri. Yang mana realitas itu sebenarnya? Mungkin bagiku mimpi dan fiksi itulah realita sejati, sedang hidup yang kata mereka kujalani hanyalah mimpi, cerpen bahkan novel yang belum selesai.”
“Hidup memang bukan mudah dan kerana payahnyalah kehidupan itu, aku dan engkau akan menjadi lebih bermakna sebagai manusia”
“Itulah, aku sadar, yang harus mulai kulakukan: berhenti berharap punya bakat yang lebih, dan mulai menggunakan bakat yang kumiliki sebaik mungkin.”
“Cinta tak dapat dipaksa. Dan aku senang jika orang yang aku cintai juga merasa senang. Aku tak dapat hidup bersamanya. Ia akan tersiksa dan aku tak ingin dia begitu.”
“Menyukai kemudian membunyikan kesadaran baik tidak selalu khotbah. Tapi, nilai-nilai kebaikan bisa selalu ada kapan dan dimana saja.”