“Ketiadaan adalah ada. Karena bila ketiadaan adalah tiada, maka ia tak perlu lagi disebutkan, dikatakan, atau digambarkan.”
“Justru karena cinta, kamu memelihara dirimu dan dirinya agar tetap mulia. Bila ia mendekat, tetaplah duduk. Karena itu yang menjaga emosi agar tak meletup. Bila ia menjauh, jangan dekati dia sebelum waktunya. Sabar itu jauh lebih istimewa. Atau kalau tak tahan lagi, segeralah datang ke rumah orang tuanya! Itu lebih mulia.”
“Adalah revolusionar bagi perempuan untuk menyanyikan kepedihan, tapi lebih lagi bila ia menyanyikan seluruh lagu kehidupan”
“Cuba fikirkan, pelangi adalah penyebaran seluruh warna di dalam spektrum cahaya. Berapa warnakah ada dalam spektrum cahaya? Jawapannya adalah dekat infiniti, bukan? Maka, jumlah warna pelangi adalah terlalu banyak sehingga infiniti juga. Mungkin tona warna dekat-dekat, maka otak manusia tak boleh bezakan.Masa sekolah bolehlah cakap 7 warna, sekarang sudah faham tentang spektrum, tak bolehlah memikirkan masih tujuh lagi.”
“Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang. Karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru. Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka “kemajuan” sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia.”
“Semuanya tak ada yang berubah. Satu-satunya yang berubah adalah kita sendiri. Bukan karena kita bertambah umur atau apalah. Bukan begitu. Kita hanya menjadi berbeda, itu saja”