“sejak bekerja di majalah, kami mengerti Valentine adalah momen dagang....Korbannya tentu remaja-remaja naif, orang-orang melankolis, yang tidak sadar uangnya dirampok siang-siang.”
“... orang kinestetis, didominasi perasaan yang halus, mereka senang dengan kata-kata yang ramah dan halus, manja, senang dilindungi, romantis, gampang sedih, gampang gembira, gampang tersinggung, kalau mencari pacar tidak mementingkan tampang dan suara bagus, yang penting kasih sayang. Menurut kami, orang seperti ini tidak cocok kerja di majalah, pasti merepotkan.”
“Kamu harus cari banyak pengalaman, supaya sukses dan pintar. Bukan cari uang. Hanya kuli yang mencari uang. Tidak ada alasan untuk tidak bisa sukses dan pintar, kamu kan tidak tinggal di Eropa atau Amerika, yang orang pintar dan suksesnya banyak sekali, persaingan pun sangat ketat. Kamu tinggal di Indonesia yang jumlah orang bodohnya lebih banyak, jadi..sangat keterlaluan kalau kamu tidak bisa sukses.”
“Semua orang pengin bicara, pengin didengarkan, pengin merasa aktual, tapi tidak semua punya kesempatan dan sarana.”
“Kita kan bukan PR mereka! Lagi pula ini era kapitalis, pujian dan promosi ada harganya”
“Orang paling bersyukur di dunia ini adalah orang yang selalu makan dengan tamunya. Sebaliknya, orang yang paling tidak tahu untung adalah yang selalu saja mengeluhkan makanan dihadapannya.”
“Hal yang pali aku sesali adalah aku tidak bisa membuat dua orang mengerti jalan pikiran ku, orang pertama adalah Muhammad Ali Jihad dan kedua adalah anakku, Harilal.”