“Ada untungnya kalau kita pernah studi di Barat, terutama ketika menghadapi para pengagum Barat yang arogan dan merasa 'superior'. Seperti kata hadits, sombong kepada orang sombong adalah sedekah.”
“Ideologi penjajahan Barat antara faktor mencorak persepsi, minda dan jiwa umat dan sangat mendalam kesannya sehingga ramai menyangka terdapat superiority pada Barat. Barat dianggap perkasa dengan kemajuan industri, organisasi dan teknologi, dan selagi mereka perkasa, tiada apa yang boleh dilakukan melainkan menciplak Barat untuk mendapat akses kepada sumber kekuatannya. Penundukan ini membuat imej ”Superman” ciptaan Barat lekat di minda. Langsung terdapat ramai di dunia Islam yang kemudiannya menciplak Barat untuk menjadi seperti Superman.”
“Albus Severus," kata Harry pelan, sehingga tak ada orang lain kecuali Ginny yang bisa mendengarnya, dan Ginny cukup bijaksana untuk berpura-pura melambai kepada Rose, yang sekarang sudah di atas kereta, "kau dinamakan seperti dua kepala sekolah Hogwarts. Salah satunya adalah Slytherin dan dia barangkali orang paling berani yang pernah kutemui.”
“Karena saat ini banyak perwira yang ora merwirani lagi. Yang saya maksud dengan perwira adalah parawira, yaitu orang-orang yang tidak merasa kehilangan apapun ketika bersikap hormat dan peduli kepada orang lain. Orang-orang yang tidak merasa rendah ketika meninggikan harkat dan martabat orang lain. Mereka adalah orang-orang yang malu ketika merasa dirinya lebih penting daripada orang lain siapapun orang lain itu.”
“Ketika golongan kaya dan profesional Muslim asyik menangisi keadaan umat Islam yang mundur dan Barat yang semakin kuat, lalu menghimpun pahala dan berbangga dengan kerap menunai haji dan umrah, golongan kaya di Barat menggunakan kekayaan mereka melalui pelbagai yayasan untuk terus menerus mengukuhkan penguasan ilmu pengetahuan tentang kebudayaan dan tamadun lain, terutama Islam.”
“GAGAL ITU BIASA. Yang penting itu adalah bagaimana kita menghadapi kegagalan itu. Nggak diterima, ditolak atau dianggap remeh sama orang itu biasa, jangan dibawa kesel. Perlu kita tau, orang yang menganggap remeh kita adalah guru kita, kenapa? Karena dia membuat kita kesel dan berapi-api untuk membuktikan kepada dia kali kita nggak seperti yang dia bayangkan.”