“Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu.... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi.... Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.”
“Bagi sebagian orang kebenaran itu penting, sebab mereka dapat menerimanya. Mereka dapat menghadapi kebenaran dengan tabah - ketabahan yang hanya dimiliki orang-orang yang mengharapkan kehidupan yang cerah.”
“...hidup seringkali dipenuhi dengan orang-orang yang berjalan dalam tidur, yang sebenarnya sudah tak menginginkan hidup itu lagi, namun mereka tidak tahu pilihan yang lain.”
“Aku terkesima betapa dunia adalah sebuah tempat yang indah. Sekali lagi aku mendapatkan perasaan euphoria terhadap segala sesuatu di sekitar diriku. Siapakah kita ini, yang selalu hidup di sini? Setiap orang di pelataran itu seperti sebuah harta karun hidup yang penuh dengan pikiran dan kenangan, impian dan keinginan. Aku terkurung di dalam kehidupan kecilku sendiri di bumi ini, tapi itu pun berlaku pada setiap orang lain di pelataran ini.”
“Lebih jauh lagi, gue gak percaya pada kebetulan, gue percaya pada pertemuan yang dirancang diam-diam. Masing-masing dari kita punya garis kehidupan yang telah digambarkan. Dan masing-masing dari kita, kalau diizinkan, akan saling bersinggungan.”
“Menulis buku itu sama saja omong kosong kalau tujuannya agar terkenal, atau agar sombong karena sudah menulis buku, sama saja dengan omong kosong kalau yang dicari hanyalah uang.Menulis kemudian mempublikasikannya secara massal, harus dengan sebuah idealisme. Bahwa tulisan itu membawa banyak perubahan bagi hidup orang lain. Harus ada kebaikan di dalamnya. Bukan hanya sekedar menjual kertas, tinta, dan lem, kemudian merasa bangga hanya karenanya.”