“Saat itu adalah waktu terbaik, sekaligus waktu terburuk.Masa kebijaksanaan, sekaligus masa kebodohan.Zaman iman, sekaligus zaman keraguan.Musim Terang, sekaligus musim Kegelapan.Musim semi pengharapan, sekaligus musim dingin keputusasaan.Kita memiliki semuanya di hadapan kita, sekaligus tidak memiliki semuanya.Kita semua langsung pergi ke Surga, sekaligus langsung pergi ke jalan lainnya.Pendeknya, zaman itu begitu persis dengan zaman sekarang.”“Setiap waktu punya bentuk cintanya sendiri-sendiri”