“Banyaknya kesibukan seringkali membuat kita lupa bahwa ada banyak hal yang jauh lebih penting dari sekadar kesibukan itu sendiri.”
“Ada begitu banyak kemalangan, namun dari semua itu kebodohanlah yang tinggal menetap. Orang-orang bodoh melihat, mendengar dan merasakan seperti orang-orang lain, akan tetapi mereka sama sekali tidak memiliki pemahaman atas diri sendiri dan keadaan di sekelilingnya.Berusaha memahami si bodoh adalah suatu tindakan yang sia-sia, pada akhirnya tanggapan mereka hanya akan membangkitkan amarah dan kejengkelan.Kebodohan serupa botol yang memiliki lubang di dasarnya, Seberapa pun banyaknya kebaikan dan pengetahuan yang kita tuang ke dalamnya ia akan berlalu dengan sia-sia.Mereka yang termasuk ke dalam golongan orang-orang bebal adalah mereka yang menukar sahabatnya dengan uang, dan menggantikan saudaranya dengan kilau emas dan permata.Hati orang bodoh ada dalam lidahnya dan dengan hal itu ia menggembar-gemborkan kelebihannya yang tak lain adalah sebuah omong-kosong. Sebaliknya, lidah orang bijak ada adalam hatinya dan ia memeliharanya dengan sangat hati-hati agar tidak mengucapkan hal-hal yang tidak perlu.Dan bahkan, hidup orang bebal jauh lebih buruk dari kematian. Orang-orang bebal dan dungu hanya akan menjadi beban bagi kehidupan, karena seumur hidup mereka tak pernah mau belajar.Kebodohan adalah batu pejal yang dibuang orang ke dalam sungai karena menghalangi orang yang akan lewat.Kebodohan punya banyak nama dan mereka menunjukkan wajahnya dalam berbagai wujud. Aku dapat menyebutkan sejumlah di antaranya, yaitu: egoisme dan keras-kepala, bebal dan degil, sikap anarkhi yang membabi buta, sikap acuh-tak acuh dan ketidak-pedulian, pembenaran diri sendiri, tak mau mendengar nasehat, dan kecerobahan yang tak terobati.”
“Jika hidup ini sungguh-sungguh nyata, benak kita tak akan terganggu oleh begitu banyak keragu-raguan. Akan tetapi, bila ia hanya sekadar ilusi, lalu apa arti hidup yang sesungguhnya?”
“Egoisme adalah pencerminan harkat diri yang rendah. Manusia egois cenderung menuntut orang-orang di sekelilingnya untuk memenuhi segala apa yang ia butuhkan jauh melebihi apa yang sanggup ia terima, karena secara emosional mereka gagal memperoleh pemuasan dari dirinya sendiri.”
“Apa yang membuat manusia merasa terkucil, bukanlah penerimaan atau penolakan dunia melainkan karena kekerdilan jiwanya sendiri.”
“Keburukan prasangka hanya akan mendekatkan manusia kepada fitnah. Dan tidak ada yang lebih membahayakan jiwa manusia selain daripada sebuah fitnah yang keji.Lepaskan dirimu dari beban-beban prasangka atau bayang-bayang kegelapan akan meliputi jiwamu dan kau akan kehilangan cahaya kemanusiaan”
“Penderitaanku yang paling utama adalah kemelekatanku pada dunia ini. Namun bukan dunia yang menjadi sumber penderitaan itu melainkan kelemahan jiwaku sendiri.”