“bara bara merah membara,bintang tiada kau t’lah ada,berontak pisah dari asalnya,berniat kuasa malah sengsara.bara bara angkara murka,belasan miliar tahun di usia,betapa kuat dikau perkasa,begitu getir kini tersiksa.”
“Det fattades bara, det fattades bara att jag skulle gå genom livet utan att nånsin ha varit din.”
“Bagiku, Galaksi Cinta tidak akan pernah tiada. Ketika malam tak terlalu purnama, lalu kau saksikan bintang-bintang membentuk rasi menurut kehendak-Nya, cari aku di Galaksi Cinta. Aku tetap akan ada disana. Tersenyumlah... Allah mencintaimu lebih dari yang kamu perlu”
“Är du säker på att du blir lycklig av att vara som alla andra?" En tyst viskning; hans andedräkt mot mitt öra och min hals, hans mun som nuddar min hud. Och då tänker jag att jag kanske redan är död. Kanske bet hunden mig och jag blev slagen i huvudet och allt det här är bara en dröm - resten av världen har försvunnit. Bara han. Bara jag. Bara vi.”
“Og skáldskapur, hann er bara fyrir fínt fólk og fyllirafta.”
“Kehidupan hanyalah ilusi yang harus kau lepaskan. Ketika makin tua, kau menyadari perubahan posisimu sehubungan dengan kematian. Di masa muda topik kematian adalah filosofis, di usia tiga puluhan topik itu tidak bisa diterima, dan di usia empat puluhan topik itu tidak terhindarkan. Di usia lima puluhan, kau menghadapinya dengan cara-cara yang lebih rasional : mengatur surat wasiat, menghitung aset dan harta warisan, menjelaskan donasi organ tubuhmu, merinci kata-kata yang tepat untuk surat wasiat. Kini di usia enam puluhan, kau kembali jadi filosofis.”