“Tujuan masyarakat yang adil dan makmur adalah konsep yang imajiner.Zaman selalu berubah termasuk manusia yang mendefinisikan tujuan itu.”
“Sesungguhnya, tidak ada yang namanya gelombang, itu hanya muncul dalam tataran konsep berfikir kalian yang terlalu banyak mendongeng karena belum bisa menjelaskan segalanya. Belum mampu mendefinisikan partikel terkecil dan belum mampu mendefinisikan batas alam semesta. Paradigma berfikir kalian harus berubah dulu sebelum berkembang secara revolusioner. Camkan, semuanya dan setiap hal yang eksis di multiverse ini sesungguhnya terdiri atas ragam partikel dan partikel.”
“Yang kedua adalah sindrom pengamat-objek. Kalian punya ragam disiplin ilmu yang berbasis pada riset dan eksperimen.Kalian manusia, menganggap diri kalian adalah pengamat yang berfikir dan merasa bisa mengatur serta mengendalikan objek riset dan eksperimen seenak udel begitu saja. Tapi, tak pernahkah kalian terpikir bahwa ada saja jenis partikel yang langsung lenyap dari pengamatan kalian setelah mengetahui ada manusia atau pengamat di sekitarnya? Dan tak pernahkah kalian terpikir bahwa semua objek yang kalian awasi itupun sebenarnya adalah suatu jenis mahkluk hidup dalam tataran definisi yang berbeda?”
“Pada mulanya hanya ada dua entitas. yaitu X dan Y. Keduanya adalah rekan yang berbeda total walaupun saling mengakui satu sama lain. X selalu berkata bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya Y adalah ‘hampa’. Sebaliknya Y juga berkata bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya X adalah ‘hampa’. Mereka saling meng-klaim bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya adalah ‘hampa’. Tak satupun dari mereka yang bersedia untuk disebut ‘hampa’. Mereka terus berargumentasi dan akhirnya sadar bahwa sebenarnya tidak ada yang bisa mereka jadikan sebagai acuan untuk menetapkan siapa sebenarnya yang ‘isi’ dan siapa sebenarnya yang ‘hampa’. Sebab yang ada cuma mereka berdua saja, X dan Y.”
“Waktu adalah persepsi yang timbul di dalam otak manusia setelah mendeteksi adanya perubahan kondisi objek atau lingkungan yang dipantau melalui fungsi inderanya. Atau bisa juga sebaliknya. Waktu adalah persepsi yang timbul dalam pikiran manusia terhadap sensasi perubahan di dalam otaknya setelah mendeteksi eksistensi suatu objek di sekitarnya melalui fungsi inderanya.”
“Apakah mereka yang terlahir makmur.. layak untuk berbicara tentang perang?”
“Catatan pinggir adalah suara manusia nomadik, yang tak pernah rela dikerangkeng kategori-kategori, apalagi bila kategorisasi itu totaliter dan tak adil. Suara manusia yang senantiasa berada di tepian, yang karenanya selalu peka dan waspada terhadap segala pihak yang tersisihkan.”