“Waktu adalah persepsi yang timbul di dalam otak manusia setelah mendeteksi adanya perubahan kondisi objek atau lingkungan yang dipantau melalui fungsi inderanya. Atau bisa juga sebaliknya. Waktu adalah persepsi yang timbul dalam pikiran manusia terhadap sensasi perubahan di dalam otaknya setelah mendeteksi eksistensi suatu objek di sekitarnya melalui fungsi inderanya.”
“Yang kedua adalah sindrom pengamat-objek. Kalian punya ragam disiplin ilmu yang berbasis pada riset dan eksperimen.Kalian manusia, menganggap diri kalian adalah pengamat yang berfikir dan merasa bisa mengatur serta mengendalikan objek riset dan eksperimen seenak udel begitu saja. Tapi, tak pernahkah kalian terpikir bahwa ada saja jenis partikel yang langsung lenyap dari pengamatan kalian setelah mengetahui ada manusia atau pengamat di sekitarnya? Dan tak pernahkah kalian terpikir bahwa semua objek yang kalian awasi itupun sebenarnya adalah suatu jenis mahkluk hidup dalam tataran definisi yang berbeda?”
“Namun, tiada kiranya kata pemborosan terhadap waktu bagi orang-orang yang mencari hakekat kasih. Bahwa di dalam kasih, tumbuh di sana perdamaian dan bukan juga cuma pertikaian, melainkan berbaur keduanya dalam suatu kesepadanan yang tulen”
“Langit adalah kitab yang terbentang…Bumi adalah kitab yang terhampar…Manusia adalah kitab yang berjalan…Sedangkan Al-Qur’ an adalah cahaya di dalam kegelapan…”
“Tak seorang pun bisa kembali secara utuh setelah kita membuat lubang yang dalam di hatinya.”
“Kejujuran merupakan suatu kebijakan dalam bisnis, yang tidak perlu diubah atau disesuaikan dengan waktu.”