“Kawan-kawan semua, dimasa yang akan datang tidak boleh lagi ada kegelapan, tidak juga desingan peluru. tidak ada lagi kebodohan yang begitu keji atau pertimpahan darah. Karena tak ada lagi setan, maka tak akan ada lagi malaikat. Di masa depan tidak boleh ada lagi manusia membantai sesamanya, bumi akan menjadi terang, umat manusia akan saling mencinta. akan tiba suatu hari ketika semuanya terasa damai, harmonis, terang benderang, menggembirakan dan begitu hidup. Hari itu akan datang dan itulah sebabnya mengapa kita akan menyongsong maut.”
“Suatu saat kita akan menjadi tua, Tasia. Mungkin 30 atau 40 tahun lagi aku tidak akan kelihatan seperti sekarang. Mungkin aku lebih bungkuk. Dan mungkin sudah ada kerut diwajahmu. Tapi aku percaya, cinta kita akan selalu baru, apapun yang terjadi. Tasia, dimataku kamu akan selalu cantik. Dan aku berharap, begitu juga diriku dimatamu.”
“Hujan datang bukan selamanya. Ada masa ia akan berhenti. Dan seperti hari ini, hujan tidak bertandang diri. Mungkin esok ia akan datang, mungkin lusa ia akan bertandang. Tapi seperti ketika itu, kita sudah bersedia.”
“Lihat dan kau tahu, jika aku ada di jalan yang salah dan kita tak akan pernah bertemu lagi”
“Jika iman telah lenyap,maka tidak ada lagi rasa aman Dunia ini tidak bererti Jika agama tidak dijunjung. Siapa yang hidup tanpa agama maka kehancuran akan menjadi teman setianya”
“Sebagai manusia, dalam hidup ini ada hal-hal yang dapat kita tentukan kejadiannya dan ada pula yang tidak dapat. Itu mengapa pernikahan dan percintaan menjadi dua hal yang pelik. Kamu boleh saja menentukan pernikahan tapi kamu tidak bisa menentukan akan jatuh cinta kepada siapa.”