“Saya sempat bertanya kepada Pak Amien (Rais). Setelah berperanan menurunkan tiga presiden dan memimpin MPR dalam era terawal reformasi, apa yang telah beliau pelajari? Jawapannya seperti biasa, ikhlas dan tidak menunjukkan keraguan. Katanya, jiwa kita telah menjadi sangat korup. Jawapan ini tidak mengejutkan saya walaupun memilukan dan tidak terbatas kepada negara Indonesia saja.”
“Kalau kita, para warga negara, tidak memberikan dukungan kepada seniman-seniman kita, berarti kita telah mengorbankan imajinasi kita di altas realitas yang kejam, dan pada akhirnya kita jadi tidak percaya pada apapun, dan mimpi-mimpi kita tidak lagi berarti.”
“Kadang-kadang saya merasa sangat terisolasi. Saya hidup di dunia saya sendiri, dan hal ini seperti berada di pengasingan. Saya tidak tahu apakah orang masih ingin tahu apa yang sebenarnya saya pikirkan.”
“Sebagai manusia, dalam hidup ini ada hal-hal yang dapat kita tentukan kejadiannya dan ada pula yang tidak dapat. Itu mengapa pernikahan dan percintaan menjadi dua hal yang pelik. Kamu boleh saja menentukan pernikahan tapi kamu tidak bisa menentukan akan jatuh cinta kepada siapa.”
“Gamal Abdul Nasir pernah berjanji kepada kita untuk melemparkan Israel ke dalam lautan, namun beliau malah menyerahkan Sinai kepada Israel, menghumban para ulama ke dalam penjara dan kemudian membunuh mereka di tali gantung.Saddam Hussein pernah berjanji akan membakar separuh bumi Israel dengan senjata kimianya, namun beliau malah membakar bumi Kuwait dan menyelamatkan bangsa Israel. Ahmadi Nejad sekarang telah mengucapkan talak tiga kepada Israel dan berjanji menghapus kewujudan negara Israel dari peta dunia, namun saya khuatir beliau malah membasmi kita dan membiarkan bangsa Israel tetap selamat!!....”
“Allah tidak pernah salah membuat kejadian-kejadian di dunia. Kita mungkin sering merasa tidak pantas sakit. Kita tidak seharusnya terjerembab. Kita lalu bertanya. Kenapa mesti kita? Padahal ada hikmah yang ingin disampaikan Allah. Ada makna. Hanya saja, akal manusia terbatas sekali untuk menangkap arti kejadian itu. Hanya jiwa yang bijak dan ikhlas saja yang mampu mengerti kata-kata Allah.”