“Alangkan nabi juga tidak mampu memuaskan hati semua, inikan aku yang kecil, dengan impian-impian dan harapan-harapan aku yang kecil, yang apalah nilainya berbanding kehendak-kehendak mereka yang penting.”
“memang begitulah hati manusia. Orang takut mengejar impian-impian mereka yang terpenting, sebab mereka merasa mereka tidak berhak memperolehnya, atau bahwa mereka tak mampu meraihnya. Kami, hati mereka, menjadi gentar hanya dengan berpikir tentang orang-orang tercinta yang akan pergi selamanya, atau tentang saat-saat yang seharusnya baik tapi ternyata tidak, atau tentang harta-harta yang mungkin mestinya sudah ditemukan tapi selamanya terkubur dalam tanah. Karena, saat hal-hal ini terjadi, kami sangat menderita.”
“Marilah kita mulai dengan akhir. Satu hal yang aneh mungkin buat Anda. Memulai dari yang akhir, padahal biasanya memulai dari permulaan, starting from the beginning. Mengapa harus starting with the end? Kenapa kita memulai dari yang akhir? Akhir itu adalah harapan dan tujuan yang menjadi keinginan kita semua yang disebut dengan istilah dream island, pulau impian.”
“Tuhanku Yang Maha Penyayang, Malam ini entah mengapa hatiku berhenti bercakap dan diam menatap buram jalur lamunan pikiranku yang tak tahu apa yang kuinginkan.Tapi aku ini kekasih kecil-Mu, dan Engkau Tuhan Yang Maha Sejahtera, yang sesungguhnya tak membatasi apa yang bisa kuminta.Tuhanku, esok pagi gembirakanlah aku dengan rezeki yang indah.Aamiin”
“Gadis kecil itu benar sekali.. mengapa dunia diciptakan dengan penuh perbedaan. Yang satu dilebihkan dari yang lain... ada yang bisa melihat. Bisa mendengar, ada juga yang tidak. Ada yang cerdas, ada yang tidak. Apakah semua itu adil? Apakah takdir itu adil? Padahal bukankah semua pembeda itu hanyalah semu. Tidak hakiki. Ketika sang waktu menghabisi segalanya, bukankah semua manusia sama...”
“Pluralisme dan kebhinnekaan sudah kita pahami bersama bahwa engkau dan aku berbeda dia dan saya tidak sama mereka dan kita tidak serupa. Itu sudah selesai. Semua orang sudah tahu. Yang belum selesai itu adalah bagaimana engkau dan aku yang tidak sama itu dia dan kita yang tidak serupa itu kamu dan kami yang tidak sebangun itu mempunyai hak yang sama peluang yang sama kedudukan yang sama harkat yang sama marwah yang sama dalam kehidupan bernegara” - Mukhlis PaEni”
“Orang bodoh tidak puas dengan semua yang dimilikinya.Mereka menyusahkan hati dengan semua yang tidak dimilikinya.”