“Seseorang dianggap tak bersalah, sampai dia dibuktikan hukum bersalah. Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah. Bagaimana membuktikan bersalah, kalau kulit tak dapat dijamah. Menyentuh tak bisa dari jauh, memegang tak dapat dari dekat.”
“Sejak itu dia paham bagaimana rasanya memiliki rahasia dalam pernikahan. Rahasia yang menimbulkan rasa bersalah dalam dirinya, sekaligus candu yang tak mudah dia tinggalkan.”
“Cinta tak dapat dipaksa. Dan aku senang jika orang yang aku cintai juga merasa senang. Aku tak dapat hidup bersamanya. Ia akan tersiksa dan aku tak ingin dia begitu.”
“Bagi sel-sel ini, manusia layaknya alam semesta yang tak terjangkau, yang tak teraih, tak terlihat, tak dapat dipahami. Namun mereka dengan setia menjadi bagian dari kita, dan bekerja sama dengan seluruh milyaran sel lain demi hidup kita.”
“Dulu kalau aku tak begitu, kini bagaimana aku?Dulu kalau aku tak di situ, kini di mana aku?Kini kalau aku begini, kelak bagaimana aku?Kini kalau aku di sini, kelak di mana aku?Tak tahu kelak ataupun duluCuma tahu kini aku beginiCuma tahu kini aku di siniDan kini aku melihatmu”
“Bagaimana mata ini dapat tertutup rapat dan tenteram sedangkan ia tak tahu di mana kelak ia akan kembali di antara dua tempat”