“Kita tentunya juga diperbolehkan merasa ragu. Tapi kita mesti jalan terus. Memilih keraguan sebagai falsafah hidup sama halnya memilih kemandekan sebagai sarana transportasi.”
“Kalau nyawa kita sendiri terancam, kemampuan kita berempati jadi tumpul oleh hasrat egois yang amat sangat untuk bertahan hidup.”
“Kalau kita, para warga negara, tidak memberikan dukungan kepada seniman-seniman kita, berarti kita telah mengorbankan imajinasi kita di altas realitas yang kejam, dan pada akhirnya kita jadi tidak percaya pada apapun, dan mimpi-mimpi kita tidak lagi berarti.”
“Bertrand Russell dan Albert Einstein sama-sama dikenal sebagai intelektual hebat. Keduanya sepakat bahanya tengah mengancam umat manusia. Tapi mereka memilih jalan yang berbeda untuk meresponnya. Einstein hidup dengan enak di Princeton dan mengabdikan dirinya semata-mata untuk riset seraya sesekali menyampaika orasi ilmiah, sementara Russell memilih demonstrasi di jalan. Ingin tahu hasilnya? Russel dikutuk sementara Einstein dipuji selangit seperti laiknya malaikat. Apakah itu semua mengejutkan kita? Tidak”
“Saya sudah tahu -- semenjak semula -- bahwa jalan yang kutempuh ini adalah tidak ada ujung. Dia tidak akan habis-habisnya kita tempuh. Mulai dari sini, terus, terus, terus, tidak ada ujungnya. Perjuangan ini, meskipun kita sudah merdeka, belum juga sampai ke ujungnya. Dimana ujung jalan perjuangan dan perburuan manusia mencari bahagia? Dalam hidup manusia selalu setiap waktu ada musuh dan rintangan-rintangan yang harus dilawan dan dikalahkan. Habis satu muncul yang lain, demikian seterusnya. Sekali kita memilih jalan perjuangan, maka itu jalan tak ada ujungnya. Dan kita, engkau, aku, semuanya telah memilih jalan perjuangan.”
“Cinta sulit dipercaya, tanyakan pada siapapun yang sedang jatuh cinta.Kehidupan ini juga sulit dipercaya, tanyakan pada ilmuwan manapun.Tuhan juga sulit dipercaya, tanyakan pada siapapun yang memercayainya.Kenapa Anda tidak menerima hal-hal yang sulit dipercaya?”
“Kalau begitu, apa gunanya punya akal, Richard Parker?Apakah sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari —- mencari makanan, pakaian, dan atap untuk berteduh?Kenapa akal tak bisa memberikan jawaban-jawaban yang lebih kompleks?Kenapa kita bisa menanyakan hal yang tak ada jawabannya?Buat apa punya jala begitu besar kalau sedikit sekali ikan yang bisa ditangkap?”