“Indonesia ini memang negeri yang unik, penuh dengan hal-hal yang seram serius, tetapi penuh dagelan dan badutan juga. Mengerikan tapi lucu, dilarang justru dicari dan amat laku, dianjurkan, disuruh tetapi malah diboikot, kalah tetapi justru menjadi amat populer dan menjadi pahlawan khalayak ramai, berjaya tetapi keok celaka, fanatik anti PKI tetapi berbuat persis PKI, terpeleset tetapi dicemburui, aman tertib tetapi kacau balau, ngawur tetapi justru disenangi, sungguh misterius tetapi gamblang bagi semua orang. Membuat orang yang sudah banyak makan garam seperti saya ini geleng-geleng kepala tetapi sekaligus kalbu hati cekikikan. Entahlah, saya tidak tahu. Gelap memprihatinkan tetapi mengandung harapan fajar menyingsing......(menyanyi) itulah Indonesia. Menulis kolooom selesai.["Fenomena PRD dll,"].”
“Merasa diperlakukan tidak adil kadang bisa menimbulkan luka, tetapi kadang juga bisa menyembuhkan luka, dan bahkan kadang juga bisa membunuh orang yang merasakannya. Tetapi bagi wanita, perasaan itu lebih sering menjadi alasan yang kuat untuk bertahan”
“Di zaman edan ini, siapa yang tidak frustrasi? Kalau kamu ikutkan perasaanmu, kamu akan gila. Tetapi, semua orang memang sudah gila. Kamu tidak akan menjadi istimewa karena menjadi gila.”
“Hidup seperti dua partikel atom yang saling tarik-menarik dan tolak-menolak. Tidak selamanya bahagia, tetapi tidak juga selamanya penuh kesedihan.”
“Ke setiap diri di depan saya... hari ini, saya bilang...jika kamu punya impian, impian besar dan begitu bermakna, kekuatan imajinasi manusia yang luar biasa, tetapi kamu tidak sedikitpun bekerja keras, tidak sedikitpun meneteskan keringat untuk memperjuangkan impain kamu,...buat saya kamu hanyalah pembual nomor satu bagi diri kamu sendiri.juga...ke setiap diri di depan saya hari ini,saya bilang..., jangan coba-coba bekerja keras, tetapi tanpa impian, tanpa impian yang membakar diri dan benak kamu setiap hari,berkeringat,lelah,...tetapi tanpa makna, melangkah tetapi tanpa tujuan,bangun di pagi hari menyesali apa yang kamu lakukan, bekerja keras tanpa impian, buat saya...,kamu...hanyalah pembual nomor satu bagi dunia”
“Saya memang tidak sekaya kalian, tetapi saya tahu rasanya berusaha.”