“Demikian potret sosok-sosok yang berdedikasi dalam menyunting khazanah keilmuan. Ilmu adalah tujuan mereka; ikatan pikirannya; dan cinta adalah darahnya. Mereka laksana bangunan kokoh yang tersusun dari berbagai raga tapi jiwa merek satu.”
“Penyakit orang-orang 'muda' yang baru menapakkan kakinya beberapa langkah di dunia ilmu keislaman adalah mereka tidak mengetahui kecuali satu pendapat dan satu sudut pandang yang mereka dapatkan dari satu orang syaikh. Mereka membatasi diri dalam satu madrasah dan tidak bersedia mendengar pendapat lainnya atau mendiskusikan pendapat-pendapat lain yang berbeda dengannya..”
“40 tahun lebih mereka mengarungi lautan kehidupan. Berawal dari pasar sayur Batu, mereka berlayar. Terus berlayar. Cinta mereka tak pernah usang, bahkan semakin kuat. Badai kerap mengempas perjalanan hidup tapi perahu mereka juga semakin kuat, cinta mereka semakin kokoh. Mereka adalah belahan jiwa satu sama lain.”
“Guru yang baik bagaikan petani. Mereka menyiapkan bahan dan lahan belajar di kelas, memelihara bibit penerus bangsa, menyirami mereka dengan ilmu, dan memupuk jiwa mereka dengan karakter yang luhur. Guru yang ikhlas adalah petani yang mencetak peradaban.”
“Hal yang terpenting dalam cinta adalah persahabatan. Dan hal yang terpenting dalam persahabatan adalah cinta ...”
“Pada mulanya hanya ada dua entitas. yaitu X dan Y. Keduanya adalah rekan yang berbeda total walaupun saling mengakui satu sama lain. X selalu berkata bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya Y adalah ‘hampa’. Sebaliknya Y juga berkata bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya X adalah ‘hampa’. Mereka saling meng-klaim bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya adalah ‘hampa’. Tak satupun dari mereka yang bersedia untuk disebut ‘hampa’. Mereka terus berargumentasi dan akhirnya sadar bahwa sebenarnya tidak ada yang bisa mereka jadikan sebagai acuan untuk menetapkan siapa sebenarnya yang ‘isi’ dan siapa sebenarnya yang ‘hampa’. Sebab yang ada cuma mereka berdua saja, X dan Y.”