“Sejarah yang difalsifikasi akan membebani para sejarawan sendiri kerana mereka harus membersihkan sejarah dari berbagai deviasi, intervensi dan manipulasi supaya lebih mendekati realitas objektif.”
“Dunia tidak akan pernah berubah kecuali dengan sejarah. Berbagai pergolakan yang kita alami sekarang dan usaha yang kita tempuh untuk lepas dari kekelaman masa lalu, tidak akan pernah tuntas tanpa melihat akar-akar dan sebab-sebab permasalahannya dalam rekaman sejarah.”
“Ibaratnya, sejarah adalah orang tua yang mulia, bijak, berpengalaman dan memiliki ingatan kuat yang tidak pernah gentar kecuali terhadap ‘pemiliknya’, Yang Maha Tinggi dan Perkasa. Ia selalu mengungkapkan fakta kebenaran dan tidak takut menghadapi celaan apa pun meski banyak pihak yang berupaya memanipulasi atau mengaburkannya dengan berbagai macam cara. Sejarah tidak akan pernah takluk kepada mereka, tidak akan pernah bergeming dari posisinya, dan tidak akan pernah berdusta, sebab ia pasti akan mengungkapkan segala kebeanran dari pihak mana pun.”
“(Arnold) Toynbee bertanya-tanya: di mana peran dan kontribusi Inggris dalam sejarah manusia? Peran Inggris tidak lebih dari 250 tahun dan itu pun penuh dengan berbagai kesalahan. Kemudian sejak Perang Dunia II, Inggris mulai meredup dan surut dari percaturan sejarah dunia. Demikian halnya dengan Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat.”
“Sejarah yang baik akan memberi inspirasi bagi masa kini dan menjadikan kita lebih memahami posisi dan apa yang sedang terjadi di sekitar kita saat ini.”
“Komunitas yang bangkit ini tidak berasal dari kalangan militer atau politikus kerana kedua kelompok ini sedang berada dalam bayang-bayang cobaan sehingga tidak mampu berperan lagi di persimpangan sejarah yang kritis ini. Kerana itu hampir semua sisi kesejarahan meniscayakan tanggungjawab dan menawarkan peran bagi kalangan intelektual untuk merekonstruksi khazanah ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang diluluhlantakkan serbuan Mongol di Timur dan Sepanyol di Barat. Mereka harus membangun kedua modal itu sehingga kejayaan ilmiah dapat menggantikan kejayaan politik yang hilang akibat bencana perpecahan dan fanatisme golongan yang akut. Keduanya juga diperlukan guna membangun jaring ruhani dan pemikiran yang memelihara eksistensi dan identitas umat Islam dari keruntuhan, erosi dan perpecahan.”
“Demikian potret sosok-sosok yang berdedikasi dalam menyunting khazanah keilmuan. Ilmu adalah tujuan mereka; ikatan pikirannya; dan cinta adalah darahnya. Mereka laksana bangunan kokoh yang tersusun dari berbagai raga tapi jiwa merek satu.”