“Dominan adalah kemampuan baptisan yang dapat mendominasi lawannya untuk menggunakan kekuatannya, istilahnya memaksa mereka dalam pengaruh kita.” “Contohnya?” kataku seperti seorang yang sedang mengajari padalah akulah yang tidak mengetahui apa pun juga. Nadia berpikir sejenak dan menjelaskan, “Aku memiliki kekuatan menghilang dan aku dapat mendominasi pakaianku dan perlengkapanku untuk ikut menghilang bersamaku karena mereka adalah benda mati. Berbeda untuk makhluk hidup yang juga memiliki kekuatan mereka tersendiri, aku tidak dapat menyalurkan kekuatanku pada mereka dan membuat mereka ikut menghilang bersamaku kecuali aku memiliki kekuatan untuk mendominasi mereka atau mereka memiliki kekuatan receive untuk menerima kekuatanku. Sedangkan untuk anda yang dapat mengerahkan kekuatan untuk mendominasi banyak orang tentunya adalah Tyrant”
“Seorang buruh adalah salah satu budak dalam dunia modern. Tidak berarti kita perlu meratapinya, karena dia adalah pekerja lebih ahli dibandingkan banyak pekerja manual, namun tetap saja, dia tidak lebih bebas dari pada budak yang diperjual belikan. Pekerjaannya kasar dan tanpa cita rasa seni, ia dibayar hanya cukup untuk bertahan hidup. Dia tidak mungkin menikah, atau kalaupun dia menikah istrinya harus bekerja juga. Ia tak bisa keluar dari kehidupannya, tetap terpenjara, kecuali ada keberuntungan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa itu hanya karena mereka bodoh. Mereka hanya terjebak dalam rutinitas yang tidak memberi kesempatan untuk berpikir. Kalau para budak punya kesempatan untuk berpikir, sudah sejak lama mereka akan membentuk organisasi dan berdemonstrasi menuntut perlakukan yang lebih baik. Tapi mereka tidak berpikir, karena mereka tidak memiliki kemewahan untuk itu, kehidupan telah memperbudak mereka.”
“Banyak orang mengeluh tentang problem-problem yang selalu menghadang mereka untuk mencapai kesuksesan. Tetapi aku tidak percaya akan adanya problem-problem didunia ini justru yang mencari-cari problem yang mereka inginkan, dan bila tidak mereka temukan, mereka menciptakan problem-problem itu”
“semua orang pada setiap masa, mencari sesuatu yang hilang dalam hidup mereka. tidak kira sama ada sesuatu yang hilang itu adalah orang yang mereka sayang atau hati yang telah kosong dan dipenuhi kegelisahan...mereka akan terus mencarinya. mencari supaya mereka dapat jadi gembira semula. dapat merasa bahagia semula -Ashraf”
“Pada mulanya hanya ada dua entitas. yaitu X dan Y. Keduanya adalah rekan yang berbeda total walaupun saling mengakui satu sama lain. X selalu berkata bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya Y adalah ‘hampa’. Sebaliknya Y juga berkata bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya X adalah ‘hampa’. Mereka saling meng-klaim bahwa dirinyalah ‘isi’ dan rekannya adalah ‘hampa’. Tak satupun dari mereka yang bersedia untuk disebut ‘hampa’. Mereka terus berargumentasi dan akhirnya sadar bahwa sebenarnya tidak ada yang bisa mereka jadikan sebagai acuan untuk menetapkan siapa sebenarnya yang ‘isi’ dan siapa sebenarnya yang ‘hampa’. Sebab yang ada cuma mereka berdua saja, X dan Y.”
“Aku menulis untuk orang-orang yang telah menyentuh hatiku, kehangatan keluarga yang telah menghangatkan hidupku, serta alam sekitar yang menyegarkan perjalanan ini. Tulisanku mencoba menangkap kenangan agar mereka tidak menguap begitu saja. Aku menulis sebelum kenangan jatuh dari ingatan. Aku menulis untuk menangkap kenangan yang mungkin tak akan mampu tersimpan dalam memoriku. Sebelum diriku usang dan menghilang.”